Berkah Idul Fitri di Tanah Batak: Ribuan Pengunjung Padati Pantai dan Tempat Wisata Sekitar Danau Toba
BUHIT NEWS -- Hari pertama Lebaran, Jumat (15/6/2018), onjek wisata Pantau Bulbul, Balige, Kabupaten Toba Samosir ramai pengunjung. Diperkirakan 3.000 wisatawan datang ke pantai menikamati keindahan alam Danau Toba tersebut. Saat Ramadan, pantai ini sempat sepi pengunjung.
"Sejak pagi pukul 06:00 WIB pengunjung sudah mulai berdatangan, puncaknya setelah pukul 14:00 pengunjung diperkirakan lebih dari 3.000 orang memadati pantai," ujar salah seorang pengusaha wisata di Pantai Bulbul, B. Simangunsong.
Dia mengatakan, kehadiran pengunjung bersamaan dengan Lebaran membuat usahanya mendapatkan uang lebih dari cukup. Sajian makanan dan minuman yang disediakan di tempat usahanya habis tanpa sisa.
"Sekarang sudah menunjukkan waktu magrib tapi pengunjung masih tetap bertahan," ucapnya.
Senada disampakan R.Simangunsong, penjaga parkir ini mengakui kewalahan mengatur kenderaan yang berdatangan. Karena lahan parkir terbatas, akhirnya dialokasikan ke halaman gereja dan sekolah terdekat.
"Mudah mudahan keramaian ini tetap berlanjut," harapnya. (sumber)
Sejumlah objek wisata di Kabupaten Samosir, khususnya yang ada di Kecamatan Sianjur Mula-mula, ramai dikunjungi wisatawan pada hari pertama dan kedua libur Lebaran, Jumat dan Sabtu (15-16 Juni 2018). Pengunjung datang dari berbagai kota, seperti Medan, Siantar, Jakarta, Bandung dan sejumlah kota lainnya.
Seperti yang terlihat di objek wisata Penatapan Tele dan objek wisata lainnya yang ada di sekitar Kecamatan Sianjur Mula-mula, Samosir, antara lain, Parsaktian Tatea Bulan, Situs Batu Hobon dan Aek Sipitu Dai.
Dari amatan medanbisnisdaily.com selama dua hari itu, dalam sehari pengunjung di objek wisata itu mencapai ratusan orang. Padahal pada hari biasa, pengunjung hanya puluhan.
Di Parsaktian Tatea Bulan, misalnya, mulai pagi sudah ada belasan mobil terparkir di situs patung nenek moyang orang Batak itu. Mobil-mobil yang datang silih berganti keluar masuk ke parkiran objek wisata itu.
Kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu, (16/6/2018), salah seorang pengunjung dari Medan, Frisda Nainggolan, mengaku sudah sejak lama mendengar informasi tentang objek wisata ini, namun baru kali ini bisa mengunjungi situs ini.
"Penasaran karena sudah sering dengar dan lihat di media. Tapi baru kali ini kesampaian," katanya.
Uniknya di Parsaktian itu, para pengunjung tidak hanya berwisata, namun ada juga yang datang untuk berdoa dan ada pula yang datang untuk "berobat". Maklum, bagi sebagian orang Batak, Parsaktian Tatea Bulan dianggap tempat sakral yang berkaitan dengan spiritualitas budaya mereka.
Pengunjung yang datang untuk berobat membawa serta "orang pintar". Di situs ini tidak ada biaya retribusi. Pengunjung hanya membayar uang parkir Rp 5.000 per mobil.
Objek wisata berupa situs sejarah-budaya yang juga turut disasar pengunjung adalah Batu Hobon. Lokasinya berdekatan dengan Parsaktian Tatea Bulan. Di sini juga tidak ada retribusi. Namun ada sebuah kotak kebersihan yang bisa diisi seiklhas hati.
Sementara, di Penatapan Tele yang baru-baru ini dibenahi, pengunjung terlihat ramai. Informasi yang diperoleh dari petugas pos masuk Menara Pandang Tele, jumlah pengunjung pada tanggal 15/6/2018 mencapai 10 kali lipat dari hari biasa. Kurang lebih 700 orang. Hampir semua turis adalah wisatawan domestik.
Untuk masuk ke Menara Pandang Tele, pengunjung dikutip Rp 7.000 per orang. Tidak ada kenaikan harga karcis masuk selama musim libur. Selain karcis masuk, biaya parkir dipatok Rp 5.000 per mobil.
Pemandangan yang sama terlihat di objek wisata Aek Sipitu Dai, di Desa Aek Sipitu Dai, Sianjur Mula-mula, Samosir. Para pengunjung ke Aek Sipitu Dai dikenakan biaya masuk Rp 5.000 per orang, parkir Rp 5.000 per mobil dan juga ada kotak kebersihan yang bisa diisi seiklhas hati. (sumber)
"Sejak pagi pukul 06:00 WIB pengunjung sudah mulai berdatangan, puncaknya setelah pukul 14:00 pengunjung diperkirakan lebih dari 3.000 orang memadati pantai," ujar salah seorang pengusaha wisata di Pantai Bulbul, B. Simangunsong.
Dia mengatakan, kehadiran pengunjung bersamaan dengan Lebaran membuat usahanya mendapatkan uang lebih dari cukup. Sajian makanan dan minuman yang disediakan di tempat usahanya habis tanpa sisa.
"Sekarang sudah menunjukkan waktu magrib tapi pengunjung masih tetap bertahan," ucapnya.
Senada disampakan R.Simangunsong, penjaga parkir ini mengakui kewalahan mengatur kenderaan yang berdatangan. Karena lahan parkir terbatas, akhirnya dialokasikan ke halaman gereja dan sekolah terdekat.
"Mudah mudahan keramaian ini tetap berlanjut," harapnya. (sumber)
Sejumlah objek wisata di Kabupaten Samosir, khususnya yang ada di Kecamatan Sianjur Mula-mula, ramai dikunjungi wisatawan pada hari pertama dan kedua libur Lebaran, Jumat dan Sabtu (15-16 Juni 2018). Pengunjung datang dari berbagai kota, seperti Medan, Siantar, Jakarta, Bandung dan sejumlah kota lainnya.
Seperti yang terlihat di objek wisata Penatapan Tele dan objek wisata lainnya yang ada di sekitar Kecamatan Sianjur Mula-mula, Samosir, antara lain, Parsaktian Tatea Bulan, Situs Batu Hobon dan Aek Sipitu Dai.
Dari amatan medanbisnisdaily.com selama dua hari itu, dalam sehari pengunjung di objek wisata itu mencapai ratusan orang. Padahal pada hari biasa, pengunjung hanya puluhan.
Di Parsaktian Tatea Bulan, misalnya, mulai pagi sudah ada belasan mobil terparkir di situs patung nenek moyang orang Batak itu. Mobil-mobil yang datang silih berganti keluar masuk ke parkiran objek wisata itu.
Kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu, (16/6/2018), salah seorang pengunjung dari Medan, Frisda Nainggolan, mengaku sudah sejak lama mendengar informasi tentang objek wisata ini, namun baru kali ini bisa mengunjungi situs ini.
"Penasaran karena sudah sering dengar dan lihat di media. Tapi baru kali ini kesampaian," katanya.
Uniknya di Parsaktian itu, para pengunjung tidak hanya berwisata, namun ada juga yang datang untuk berdoa dan ada pula yang datang untuk "berobat". Maklum, bagi sebagian orang Batak, Parsaktian Tatea Bulan dianggap tempat sakral yang berkaitan dengan spiritualitas budaya mereka.
Pengunjung yang datang untuk berobat membawa serta "orang pintar". Di situs ini tidak ada biaya retribusi. Pengunjung hanya membayar uang parkir Rp 5.000 per mobil.
Objek wisata berupa situs sejarah-budaya yang juga turut disasar pengunjung adalah Batu Hobon. Lokasinya berdekatan dengan Parsaktian Tatea Bulan. Di sini juga tidak ada retribusi. Namun ada sebuah kotak kebersihan yang bisa diisi seiklhas hati.
Sementara, di Penatapan Tele yang baru-baru ini dibenahi, pengunjung terlihat ramai. Informasi yang diperoleh dari petugas pos masuk Menara Pandang Tele, jumlah pengunjung pada tanggal 15/6/2018 mencapai 10 kali lipat dari hari biasa. Kurang lebih 700 orang. Hampir semua turis adalah wisatawan domestik.
Untuk masuk ke Menara Pandang Tele, pengunjung dikutip Rp 7.000 per orang. Tidak ada kenaikan harga karcis masuk selama musim libur. Selain karcis masuk, biaya parkir dipatok Rp 5.000 per mobil.
Pemandangan yang sama terlihat di objek wisata Aek Sipitu Dai, di Desa Aek Sipitu Dai, Sianjur Mula-mula, Samosir. Para pengunjung ke Aek Sipitu Dai dikenakan biaya masuk Rp 5.000 per orang, parkir Rp 5.000 per mobil dan juga ada kotak kebersihan yang bisa diisi seiklhas hati. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar